Jumat, 25 Januari 2013

Digitasi Peta Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan ArcView GIS 3.3

Pengertian Digitasi Peta
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti  jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster pada sebuah citra satelit resolusi tinggi dapat diubah kedalam format digital dengan proses digitasi.

Metode Digitasi
Proses digitasi secara umum dibagi dalam dua macam:
1.      Digitasi menggunakan digitizer. 
Dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer.
2.      Digitasi onscreen di layar monitor.
Digitasi onscreen paling sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak memerlukantambahan peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi kesalahan.

Langkah – langkah untuk membuat Digitasi Sistem Informasi Geografis  menggunakan ArcView GIS 3.3.
1.      Pastikan bahwa komputer  kita sudah ter install software ArcView GIS 3.
2.      Selanjutnya, download file EXT32 lengkap dengan tambahan atribut – atribut baru. Setelah di download, copy file EXT32 tersebut ke Program Files > ESRI > AV_GIS30 > ARCVIEW > EXT32.
3.      Copy and Replace file EXT32 tersebut.
4.      Langkah selanjutnya adalah buka aplikasi ArcView 3.3

Gambar 1.

5.      Aktifkan Extension. Caranya pilih menu File > Extensions. Lalu centang menu JPEG, Edit Tool 3.1, dan MNDR.


Gambar 2.

Gambar 3.


Gambar 4.

Gambar 5.

6.      Buat project baru, caranya pilih menu File > New Project
7.      Lalu sisipkan Peta Jogja.jpg. Caranya klik Menu view, lalu pada menu Bar klik Add Theme. Lalu cari pada direktori masing – masing. Jangan lupa!!! di pojok kiri bawah ganti Data Source Type menjadi Image Data Source. Setelah dipilih maka tampilan nya akan menjadi seperti di bawah ini. 

Gambar 6.

8.      Lalu buatlah Themes baru. Caranya pilih menu View > New Theme > Pilih Line.
Jika sudah dipilih maka aka nada tambahan menu Line di bagian pojok kiri. Jangan lupa untuk di save terlebih dahulu. 

Gambar 7.

9.      Kemudian buat garis secara keseluruhan untuk menandai bagian wilayah peta yang berwarna menggunakan “Open Stream Digitize Form”

Gambar 8.

Gambar 9.

Gambar 10.

10.  Setelah itu deteksi dan perbaiki garis/Line menggunakan ET “Edit Tool” . Caranya Klik menu ET > lalu pilih Edit Themes.
11.  Kemudian akan muncul bar ET Polyline > Clean > Intersect . Setelah selesai klik menu Analyze. Maka akan muncul beberapa titik berwarna merah.

Gambar 11.

12.  Kemudian perbaiki garis / Line yang masih berwarna merah menggunakan Polyline Edit Tools. Sebelumnya close bar terlebih dahulu. Akan muncul ET Polyline > Start Editing > Show Edit Tools. 

Gambar 12.

13.  Edit Menggunakan Polyline Edit Tools dan lakukan analyze sampai semua titik berwarna merah tersebut menghilang.

Gambar 13.

14.  Build Polygons
Keluar dari bar Cleans dan lakukan Stop Editing > Yes lalu save.
15.  Pilih Build Polygons pada bar ET PolyLine > Lakukan 2 kali Save > OK.
16.  Setelah Itu akan Muncul Bar “PolyLine To Polygon” > Pilih NO dan hasilnya seperti digambar berikut ini.

Gambar 14.

17.  Demikian hal yang dapat disampaikan mengenai digitasi peta.

Ruang Lingkup Geographic Information System (GIS)


Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem hardware, software, dan prosedur yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, analisa, memperagakan, dan menampilkan data spasial untuk menyelesaikan perencanaan yang kompleks, mengolah, dan meneliti permasalahan. Dengan kata lain Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan informasi tentang peta tersebut (data atribut). Dengan demikian SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data bereferensi geografi :
(a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran.

     Komponen Sistem Informasi Geografis

Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut :

    Perangkat Keras (hardware)
    Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
    Input data : mouse, digitizer, scanner
    Olah data : harddisk, prosesor, RAM, VGA Card
    Output data : plotter, printer, screening.

    Perangkat Lunak (software)
    Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah :
        Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
        Data Base Management System (DBMS)
        Alat untuk menganalisa data-data
        Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

    Data
    Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :
        Data Spasial
        Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
        Data Non Spasial (Atribut)
        Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
    Manusia
    Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
    Metode
    Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.

     Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis 
Pada dasarnya pada SIG terdapat enam proses yaitu:

1. Input Data
          Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.

2. Manipulasi Data
          Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.

3. Manajemen Data
          Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar. 

4. Query dan Analisis
          Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
a. Analisis Proximity
          Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
b. Analisis Overlay
          Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

5. Visualisasi
          Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.

sumber : http://id.wikipedia.org

Geographic Information System (GIS)

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).

Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizerscannerCentral Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993).

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.

Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).

My Campus STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Kalender Akademik STMIK AMIKOM Yogyakarta

Kalender Akademik

April 2011

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2
34 5 6 7 8 9
1011 12 13 14 15 16
1718 19 20 21 22 23
2425 26 27 28 29 30

Cari BLOG Ini

detiksport.com